Pages

Tuesday, December 14, 2010

Piala Gubernur DIY, JPP CUP 2010


JPP CUP merupakan turnamen futsal yang diselenggarakan oleh jurusan Ilmu politik dan Pemerintahan fakultas ISIPOL UGM. Sebanyak total 48 tim se-Yogyakarta memperebutkan piala gubernur dan sejumlah uang tunai sebagai hadiah utamanya. Untuk juara kedua dan ketiga sendiri akan mendapatkan piala walikota dan piala JPP beserta sejumlah uang tunai. Pada awalnya, JPP CUP ini ditujukan hanya untuk mahasiswa (antar jurusan) se-Yogyakarta. Namun karena bencana Merapi kemarin, turnamen ini terpaksa harus molor waktu pelaksanaanya, peminatnya pun berkurang. Akhirnya panitia mengubah kebijakan dengan menjadikan turnamen yang diselenggarakan pada 9-10 november lalu ini menjadi turnamen berskala mahasiswa umum (campuran).

Tim futsal Komunikasi turut serta berpartisipasi dalam turnamen sistem gugur ini. Walaupun akhirnya JPP CUP berubah format, tim Komunikasi tidak gentar dan tetap mengirimkan dua wakilnya, yakni Kom UGM A dan Kom UGM B. Berbekal dengan latihan rutin selama seminggu penuh, tim futsal Komunikasi menunjukan tajinya dalam JPP CUP. Tim KOM UGM A yang dilatih oleh Galih “Dante” ini berhasil lolos hingga semifinal dengan menyingkirkan FH UGM (2-1), Chantera (perminyakan UPN) (3-2), Ganesha (3-0) dan FIK UNY (5-2). Sayang, Kom UGM B tidak dapat mengikuti jejak tim A karena harus tersingkir di babak awal karena kalah adu penalti.

Kom UGM A akhirnya gagal melaju ke final JPP CUP. Tim yang dipunggawai oleh Dimas Ramadhani, Donny “Paunk”, Gandiarto, Faudzan Damar, Evan Septantyo, Adhirga Romadhona, Khalifardi Utama, Fakhmi Wasis, Silverius, dan Ganang ini takluk di tangan GSP Team pada babak semifinal dengan skor 4-2. Dengan berbekal waktu istirahat satu jam, Kom UGM A harus kembali bertanding untuk memperebutkan juara 3. Lawan kali ini adalah Paradise FC. Setelah melalui pertandingan yang alot dengan kejar mengejar skor (3-3), akhirnya Kom UGM A kembali harus mengakui keunggulan lawannya. Kom UGM A dipastikan meraih peringkat 4 di turnamen JPP CUP setelah kalah lewat adu penalti (3-2) melawan Paradise FC.

Merupakan pencapaian yang luar biasa mengingat JPP CUP ini merupakan turnamen berskala mahasiswa umum (campuran). Ilmu Komunikasi UGM sendiri adalah sedikit tim yang punggawanya merupakan satu lingkup jurusan dan satu-satunya wakil FISIPOL sejak babak perempatfinal. Turnamen inipun dianggap ajang pemanasan bagi tim futsal Ilmu Komunikasi agar ke depannya dapat jauh lebih baik lagi seperti yang diamini oleh kapten tim, Dimas Ramadhani. Hari ini boleh gagal, namun pasti esok akan berhasil. Go futsal Komunikasi!

Salam olahraga.



Thursday, December 2, 2010

Naturalisasi vs Nasionalisme

ngebaca judul diatas tentu pikiran kita langsung mengacu pada pertandingan di piala AFF kemarin, Indonesia vs mALAYsia :D

saya sendiri sampai sekarang masih terbawa euforia kemenangan fantastis timnas kita atas musuh bebuyutan tanah air dalam segala aspek. seketika langsung keinget piala asia 2009 kemarin. saya bersama tim futsal komunikasi UGM yg waktu itu kebetulan lagi ikut kejuaraan COMM UI CUP di jakarta mengambil kesempatan dalam kesempitan. kita molor dari jadwal seharusnya kita pulang ke jogja dan menyaksikan laga Indonesia vs korea selatan. disinilah gimana euforia dan ngerasa bener-bener jadi warga Indonesia kecipta..

pembuka laga dimulai dengan menyanyikan anthem nasional masing-masing negara. Indonesiapun menyanyikan Indonesia Raya. secara spontan seluruh penonton dengan kompak menaruh tangan kanan di dada kiri sambil menghayati lagu itu. selesai indonesia raya dinyanyiin saya langsung ngobrol ke temen saya, "gan, kacau, gue jadi suporter aja rasanya rela mati dilapangan buat timnas, gimana rasanya pemain yg di lapangan langsung ya?"

N - A - S - I - O - N - A - L - I -S - M -E

perasaan itu tumbuh karena jiwa nasionalisme tinggi. apapun demi tanah air kita rela mati (menurut saya). nah, saya mau kaitkan nasionalisme ini dengan naturalisasi yg sekarang telah dan ingin dilanjutkan dilakukan oleh timnas sepakbola kita.

ga perlu panjang lebar bicara soal teori ini-itu, kita, Indonesia berpenduduk total kurang lebih 200 juta jiwa. sebegitu susahkah menemukan 11 pemain terbaik sampai perlu naturalisasi pemain asing? oke, saya sendiri sebenernya kurang setuju dengan naturalisasi yg dilakukan PSSI terhadap Christian Gonzales. ga setuju banget apalagi klo dikaitin sama masalah nasionalisme.

kenapa?

simpel, sesimpel hidup saya jawabannya. haha. naturalisasi berarti meng-warganegara-kan pemain asing untuk timnas tersebut. banyak negara yg udah ngelakuin hal ini. ga usah jauh-jauh ke eropa. singapura dan thailand merupakan dua negara yang punya beberapa pemain naturalisasi. singapura sendiri klo ga salah punya sekitar 9 pemain naturalisasi. naturalisasi sendiri emg diperlukan untuk mengangkat prestasi timnas. nah, tapi apakah naturalisasi penting dilakukan hingga harus mengorbankan nasionalime?

saya sendiri ragu, apakah pemain naturalisasi yg bermain di timnas bermain karena cinta tanah air, atau karena kesempatan? bahkan materi?

okelah, naturalisasi christian gonzales dan irfan bachdim yang dilakuin sama PSSI terbilang sukses. Indonesia sukses besar mempercundangi malaysia dengan skor telak 5-1 dan dua pemain tersebut punya andil besar atas kemenangan indonesia.

naturalisasi emang bisa dianggap sebagai jalan pintas untuk berprestasi, tapi jelas banget hal tersebut telah melunturkan arti nasionalisme. sebuah kesuksesan ternyata berada di atas nilai-nilai kebangsaan dan mengesampingkan nasionalisme itu sendiri.

ada hal yg patut dipertanyain. kalo emang satu pemain asing (gonzalez) dan satu pemain berdarah indonesia yg main di belanda (bachdim) bisa sebegitu hebatnya punya andil besar di lapangan, kenapa pemain yg lain tidak? oke diganti pertanyaannya, kenapa kita ga bisa nemuin pemain yg seperti itu dari tahun ke tahun?

SISTEM! itu dia yg bikin kita bobrok. mereka bisa lebih hebat dari kita. bukan soal bawaan natural mereka, toh si bachdim juga bapaknya asli malang. klo mereka bisa kenapa pemain kita enggak? ini dia yg menurut saya kacaunya sistem yg ada di PSSI. bobrok. SDM kita ga kalah hebat kok sama negara-negara eropa atau amerika latin sana, bahkan di asia pun kita secara bakat bisa unggul. tapi sistemlah yang mengacaukan bakat itu sendiri. bakat tanpa ada pemeliharaan dan pembinaan yg tepat akan jatuh jadi sia-sia. satu bakat terbuang, dua bakat, dan seterusnya.

saya yakin banget hal ini akan berlangsung lama kalo ga ada perubahan di badan PSSI yg di mata FIFA-pun sudah bobrok nilainya. "klo gitu naturalisasi aja terus?" hah! naturalisasi, bisa-bisa 11 pemain di lapangan orang asing semua nanti dan malahan cadangannya pemain indonesia asli. ga malu sama dunia? mana nasionalisme anda?

kalo perlu, bahkan harus ada revolusi dalam badan PSSI. rombak besar-besaran mulai dari anggota sampe ketuanya. karena naturalisasi hanya berujung prestasi semu dan sementara. pembinaan yg lebih baik berujung investasi jangka panjang dan berkelanjutan. ga perlu takut juga nasionalisme luntur.

nah tapi ada satu pertanyaan besar lagi kalo emang PSSI direvolusi.
"orang-orang barunya darimana? kan mereka juga didikan dari binaan yg salah toh?"

Wednesday, December 1, 2010

make a simple change for a big different! (Repost)

For your info, black template on your blog will save more energy to save our earth. Black color on your monitor screen makes it eat less energy on progress.
as noted, an all white webpages uses 74 watts to display, while an all black uses 53 watts only. lumayan kan?
so, loves and respect your earth with doing something useful, even it's a small things.
make a simple change for a big different!

thanks!

-tautan dari postingan blog lama (http://dimasramadhani.blogspot.com/2009/06/make-simple-change-for-big-different.html)-

Blog Baru!

halo para followers, halo para pengunjung, halo para pembaca setia (he?)

nama saya dimas ramadhani, biasa dipanggil dimas. sekarang lagi melanjutkan studi S1nya di fakultas isipol, jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. seorang futsal addict dan soccer holic. liverpool sampe mati. pemain favorit? michael owen, steven gerrard, daniel agger. nama terakhir adalah role model gua dalam bermain futsal :D

haha untuk perkenalan lebih dalam bisa diliat di posting pertama blog gua sebelumnya -> dimasramadhani.blogspot.com

kok bikin blog baru? simpel, karena mau suasana baru. ngeliat blog yg lama rasanya sumpek banget udah kebanyakan posting dan kebanyakan curhat. kebanyakan gadget juga.

nah di Chronicle part dua ini gua mau berbagi posting mengenai hal-hal di luar cerita curhat gua sendiri.

kenapa nama blognya masih Chronicle? karena gua suka banget filosofi yg terkandung di kata-kata Chronicle itu sendiri.

oke biar cepet, copy paste aja ya dari postingan di blog gua yg lama.
menurut terjemahan, chronicles berarti adalah sejarah atau suatu rentetan kejadian. dalam verba bisa juga diartiin sebagai menulis suatu rentetan kejadian. nah pas kan dengan tujuan blog ini. disini gw mau nulis segala sesuatu rentetan kejadian baik yg gw alami, gw lihat, gw dengar, gw rasain, dan juga orang lain alami. begitu.

mari mulai menulis, selamat menikmati hehe